Selasa, 16 Februari 2016

The Death

Beberapa hari yang lalu, aku baru mengenalnya. Ya, gadis lugu yang baru saja masuk ke Sekolah Dasar. Ibunya menitipkan dia kepadaku di sebuah pengajian dekat perempatan gang kecil samping musholla. Begitu ramah ibunya ini ketika menitipkannya, juga anaknya yang begitu senang dan sangat sopan seperti ibunya. Memang, buah tak pernah jauh ketika jatuh dari pohonnya.
Gadis itu begitu periang, juga pandai. Dan agak sedikit cerewet. Hahah. Sampai lelah mulut ini ketika dia melontarkan beberapa pertanyaan dan juga ceritanya.
Malam demi malam dilewatinya demi mendapatkan ilmu. Walau hujan saat ini sering mengguyur langit sore senja. Namun itu tak mengurungkan niatnya untuk tetap hadir.
Minggu itu, aku absen mengajar. Keesokannya aku mulai mengajar kembali. Ditengah hiruk-pikuk keramaian suara anak gadis itu mengadu kepadaku, “Bapak aku meninggal ka kemarin, makanya aku ga masuk”. Aku tersontak. Karena tak satupun toa musholla berbunyi kecuali untuk panggilan sholat.
Tak ku sangka. Gadis ini sekarang yatim. Sang bapak pergi untuk selama-lamanya. Dia masih begitu kecil tapi sudah menghadapi kenyataan sebesar ini. Mataku mengembeng ketika mendengar cerita ibunya bercerita. Batinku, semoga gadis ini menjadi anak yang soleha yang bisa menjadi penolong untuk kedua orang tuanya kelak. Aamiin.
Malam ini, aku seperti ditampar oleh kematian. Ya, tidak ada yang lebih dekat selain kematian. Juga, apakah kita sudah membahagiakan kedua orang tua kita?

Anyways, blog ini memang agak random. Kadang pake saya, aku, gua. Hahah ya tergantung mood aja sebenernya. Keep reading…..